Aku bingung dengan diriku sendiri, perasaanku.
Aku mengharapkanmu, tapi aku merindukannya.
Aku tak pernah bisa mendapatkan apa yang kuharapkan dan kurindukan. Itu kata temanku. Miris.
Aku benar-benar jatuh pada kedalaman pikiranmu. Kadang, aku sangat ingin menjadi sepertimu. Aku ingin dirimu melengkapiku.
Aku rindu kata-katanya, aku rindu padanya. Aku ingin dia disini. Juga dirimu.
Ampuni, abaikan aku.
Titik dimana aku membutuhkan kalian, aku tidak bisa memilih, bahkan mustahil untuk memiliki.
Aku lelah, mengaharap dan merindu tapi tak mendapatkan.
Aku lelah.
Tolong, jangan sesaki pikiranku, jangan sesaki batinku.
Aku diam, aku berusaha tak mendalami perasaan ini.
Tapi kau datang, ku ucap salam, kau sambut hangat.
Aku berniat untuk tidak memikirkannya tapi akhirnya, aku merindukannya.
Bagaimana aku tidak merindukannya jika kau datang kepadaku dan bersuara tentang seorang yang berhasil membuatmu berbunga? Dan itu bukan aku.
Miris, kau membuatku merasa begitu lelah. Bodoh.
Begitu pula dia, dia yang hanya tak baik untukku, berulang kali membuatku berpikir betapa aku menggilainya tanpa alasan mutlak seperti aku mengagumimu.
Bisakah kalian beristirahat walaupun hanya sejenak dari rutinitas mengisi batinku?
Ohh... ayolah, aku tak bisa mengabaikan kalian.
Aku mengharapkanmu, tapi aku merindukannya.
Dan mungkin, aku mengaharap dan merindu dengan percuma, tanpa hasil, satupun diantara kalian.
Abaikan aku, maafkan aku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar